Isu menyesatkan kembali beredar luas di tengah masyarakat. Kali ini, kabar bohong mengenai ribuan massa dari berbagai daerah – mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Lampung hingga Makassar – yang disebut-sebut akan berbondong-bondong menuju Jakarta untuk menggelar aksi demonstrasi. Belakangan, kabar itu dipastikan tidak benar. Aparat menegaskan, informasi tersebut hanyalah upaya provokasi untuk memperkeruh suasana di tanah air.
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, mengingatkan masyarakat agar tidak gegabah menanggapi isu yang berseliweran di media sosial. Ia menekankan pentingnya menyaring setiap informasi yang diterima, apalagi dari sumber tidak jelas.
“Jangan terprovokasi. Saluran utama yang dapat dijadikan rujukan adalah media massa dan jurnalis yang menyampaikan informasi faktual,” pesannya.
Imbauan serupa datang dari berbagai tokoh masyarakat dan organisasi besar. Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi MUI, Masduki Baidlowi, menegaskan bahwa demo dengan cara anarkis hanya akan merugikan rakyat kecil.
“Bagi masyarakat bawah, mencari nafkah itu penting. Jangan sampai aksi anarki menimbulkan kerusakan,” ujarnya.
Dari kalangan pemuda, Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama menekankan bahwa seluruh jajaran KNPI di provinsi hingga kabupaten/kota diminta untuk menjaga ketertiban. Ia juga mengingatkan pengunjuk rasa agar tetap menyuarakan aspirasi sesuai koridor hukum.
“Jangan merusak fasilitas umum yang digunakan bersama. Demokrasi harus dijalankan untuk kebaikan bersama, bukan kerusakan,” katanya.
Pemerintah daerah pun tak tinggal diam. Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengajak seluruh warganya untuk merawat persatuan dan keamanan kota. “Di tengah dinamika situasi yang kita hadapi, mari kita renungkan kembali pentingnya menjaga kedamaian,” serunya.
Di Lampung, Ketua MUI Lampung Prof. Mukri menegaskan bahwa aksi perusakan kantor pemerintah atau pembakaran fasilitas publik justru memperburuk keadaan. “Kalau DPRD dibakar, siapa yang rugi? Kita sendiri sebagai rakyat,” tegasnya.
Ajakan menjaga kondusivitas juga menggema dari tokoh hukum Lampung, Sukriadi Siregar. Menurutnya, masyarakat dan aparat perlu sama-sama fokus pada peran masing-masing. “Masyarakat fokus menyampaikan aspirasi secara damai, aparat fokus menjaga keamanan,” jelasnya.
Bahkan dari kalangan publik figur, aktris Nana Mirdad ikut menyerukan agar masyarakat lebih bijak dalam memilah berita. Dalam unggahan di Instagram Story, ia menulis pesan singkat: “Berhati-hati dalam menerima dan membagikan informasi.”
Di sejumlah daerah, elemen masyarakat juga menyuarakan komitmen serupa. Di Pekalongan, berbagai organisasi keagamaan, kemasyarakatan, dan kepemudaan mengecam keras aksi demonstrasi anarkis yang berujung pada perusakan dan penjarahan. Mereka menegaskan sikap bersama untuk menjaga ketertiban dan kedamaian di daerah.
Era digital membuat informasi beredar dengan cepat, namun tanpa verifikasi yang memadai, kabar tersebut berpotensi memicu keresahan. Karena itu, seruan dari berbagai kalangan – mulai aparat, tokoh agama, organisasi pemuda, pemerintah daerah hingga figur publik – kembali menegaskan pentingnya kebersamaan dalam menjaga persatuan dan menolak provokasi.